Langsung ke konten utama

Postingan

Manusia dan Tanah

UNSUR DASAR TUBUH MANUSIA DAN TANAH Sahabat Hiter's Yang Dirahmati Allah  Subhanahu wa ta'ala   Allah menciptakan manusia dari unsur tanah. Dalam salah satu hadist disebutkan “Sesungguhnya Allah menciptakan Adam dari gumpalan tanah yang diambil dari seluruh tempat yang ada di bumi”.  Jika Allah menghendaki bisa saja manusia diciptakan dari unsur yang lain. Tentu sangatlah mudah bagi Allah. Bisa saja diciptakan manusia dari unsur cahaya seperti malaikat atau dari api seperti iblis. Tetapi justru manusia diciptakan  dari tanah yang kita  pijak setiap saat.  Tidaklah mungkin Allah ciptakan manusia berasal dari unsur tanah tanpa maksud dan rahasia tertentu, luar biasanya Allah menyebut penciptaan ini adalah sebaik-baik ciptaan (Al Quran surat at-Tin : 4). Hasil penelitian bahwa unsur-unsur yang terdapat pada tubuh manusia terdiri atas air (kadarnya antara 54-70%), lemak (14-26%), protein (11-17%), karbohidrat (10%), dan unsur-unsur anorganik (5-6%). Jika kandungan itu diurai ke dal
Postingan terbaru

BERGERAKLAH

" BERGERAKLAH, Sesungguhnya Dalam Pergerakan itu MEMBAWA BERKAH" Sahabat Hiter's Yang Dirahmati Allah  Subhanahu wa ta'ala Dari satu kata bergerak, memberikan makna yang luas dan sangat dalam dalam kehidupan kita. Meliputi aspek umum bidang ekonomi, pertanian dan peternakan,  sosial, pendidikan dan tidak terkecuali di bidang kesehatan. Betapa kebesaran Allah dapat kita lihat dan rasakan.  Mulai dari Alam sekitar, kita dapat melihat bagaimana angin bergerak, air bergerak, bahkan tata surya bergerak sesuai dengan garis edarnya termasuk rotasi bumi . Dan salah satu manfaat dari hasil rotasi bumi adalah pergantian siang dan malam. Sebelum para ilmuan menemukan ilmu tentang pergantian siang dan malam tersebut, Allah sudah abadikan fenomena ini di dalam Al-Qur’an. Salah satunya di dalam Surat Ghafir ayat 61 yang berbunyi : ٱللَّهُ ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُمُ ٱلَّيْلَ لِتَسْكُنُوا۟ فِيهِ وَٱلنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ ٱللَّهَ لَذُو فَضْلٍ عَلَى ٱلنَّاسِ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ ٱلنَّاس

AL QUR'AN SURAT AL INFITHAR AYAT 7

Dalam Al Qur'an Surat Al Infithar Ayat 7 خَلَقَكَ فَسَوَّىٰكَ فَعَدَلَكَ " allażī khalaqaka fa sawwāka fa ‘adalak" " Yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang" Allah menyebutkan kenikmatan yang telah diberikan-Nya kepada manusia. Bahwasanya di antara kenikmatan yang diberikan Allah adalah penciptaan diri manusia  dalam bentuk yang sempurna dan menjadikannya memiliki bentuk yang seimbang. Bentuk tubuh yang dimiliki oleh manusia berbeda dengan makhluk-makhluk lainnya. Manusia sebagai makhluk yang paling sempurna diciptakan oleh Allah dengan indera dan organ tubuh yang lengkap, salah satu ciri makhluk hidup adalah bergerak. Kita sering kali menjumpai kutipan bahasa arab, “Bergeraklah, sesungguhnya di dalam pergerakan itu terdapat berkah”. Keseimbangan merupakan interaksi yang kompleks dari integrasi/interaksi sistem sensorik (vestibular, visual, dan somatosensorik termasuk proprioceptor) dan muskuloskeleta

Aspek Makna Badaniah Menegakkan Punggung dan Melapangkan Dada

Al Qur'an dalam Surat Al Insyirah ayat 1-3  1. أَلَمْ نَشْرَحْ لَكَ صَدْرَكَ  A lam nasyraḥ laka ṣadrak Artinya: Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?, 2. وَوَضَعْنَا عَنكَ وِزْرَكَ Wa waḍa'nā 'angka wizrak Artinya: Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu, 3. ٱلَّذِىٓ أَنقَضَ ظَهْرَكَ Allażī angqaḍa ẓahrak Artinya: Yang memberatkan punggungmu? Tafsir Juz 'Amma / Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar abad 14 H Allah subhanaahu Wa Ta'ala menjelaskan nikmat_nya kepada nabi-Nya Muhammad shallallaahu 'alaihi wa sallam. " Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu?," Pertanyaan di sini dijelaskan oleh para ulama: Itu adalah pertanyaan untuk penetapan, pertanyaan yang seperti ini sangat banyak dalam al-Quran.  "Maknanya: Kami meluaskannya, kelapangan disini adalah kelapangan secara batin bukan secara bentuk nyata, kelapangan dada di sini kelapangan meneriman ketentuan Allah 'Azza wa Jalla, baik itu ketentuan syari&

SUJUD, DAN KEUNTUNGAN MEKANIKA BAHU

  Sujud secara bahasa bermakna tunduk, merendahkan diri dan meletakkan dahi di atas tanah. Dan sujud dalam shalat memiliki arti gerakan khusus meletakkan dahi di atas tanah sebagai bentuk tunduk dan penghambaan diri kepada Allah azza wa jalla. Sujud merupakan fardhu dan rukun shalat.  ( Sebagaimana firman Allah azza wa jalla: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا ارْكَعُوا وَاسْجُدُوا وَاعْبُدُوا رَبَّكُمْ “Wahai orang-orang yang beriman ruku’lah, sujudlah dan sembahlah Tuhanmu.”  Anggota Badan Yang Menempel Ketika melakukan gerakan sujud, diwajibkan menempelkan anggota tubuh yang berjumlah tujuh, yaitu: dahi disertai hidung,    kedua tangan, kedua lutut dan kedua kaki. Dalil yang mendasari hal ini adalah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ عَلَى الجَبْهَةِ، وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ وَاليَدَيْنِ وَالرُّكْبَتَيْنِ، وَأَطْرَافِ القَدَمَيْنِ “Aku diperintah

POSISI RUKU' MENJAGA POSTURAL TUBUH DALAM KAJIAN ANATOMIS (1)

  Ruku' disyariatkan dalam shalat, yaitu setelah berdiri membaca ayat Al Qur’an, kemudian bertakbir intiqal, baru setelah itu ruku'.  Di antara dalilnya adalah hadits dari Abu Hurairah   radhiallahu’anhu   yang dikenal dengan hadits   al musi’u shalatuhu , yaitu tentang seorang shahabat yang belum paham cara shalat, hingga Nabi   Shallallahu’alaihi Wasallam   mengajarkan bagaimana cara shalat yang benar dan sah. Nabi   Shallallahu’alaihi Wasallam   bersabda kepadanya: إذا قمت إلى الصلاة فكبر واقرأ ما تيسر معك من القرآن، ثم اركع حتى تطمئن راكعا “ Jika engkau hendak shalat, bertakbirlah dan bacalah apa yang engkau mampu dari Al Qur’an, lalu rukuk dengan tuma’ninah… ” (HR. Bukhari 757, Muslim 397). Ruku' adalah salah satu Rukun Shalat. Jika seseorang meninggalkan ruku' atau tidak ruku' dengan sempurna maka tidak sah shalatnya. Posisi badan ketika ruku' 1. Membungkukkan badan. Sebagaimana dalam hadits Abu Humaid As Sa’idi  radhiallahu’anhu , beliau berkata: أنا كنتُ